Petaka besar yang menimpa kaum muslimin hari ini adalah kebodohan terhadap syari’at islam, artinya banyak orang yang mengaku islam tetapi tidak tahu tentang syari’ah islam, tidak ada keinginan untuk belajar islam, bahkan malah ada yang benci terhadap syari’ah islam.
Keadaan seperti ini tentu tidak boleh dibiarkan berkepanjangan sehingga menenggelamkan kaum muslimin dalam kebodohan dan keterpurukan. Islam agama yang sangat menjunjung tinggi ilmu, maka menjadi seorang muslim harus berilmu.

Syarat menjadi orang beriman adalah Ilmu, ayat pertama kali turun adalah Ilmu, ibadah dalam islam harus berdasarkan Ilmu, kemuliaan dunia dan ahirat syaratnya ilmu, untuk menjadikan seorang takut kepada Alloh harus dengan Ilmu. Alloh akan mengangkat drajat orang beriman karena Ilmu, warisan Nabi adalah Ilmu,
Sayidina Ali mengatakan kepada shohabat kumail, wahai kumail Ilmu itu lebih baik dari pada harta, karena itu jika kamu memilih ilmu ia akan menajagamu, tapi jika kamu memlilih harta maka engkau akan dijadikan penjaganya. Ilmu adalah hakim, dan harta adalah terdakwa, harta akan berkurang jika digunakan,tetapi ilmu akan bertambah jika dipergunakan, Ibu Abbas berkata: Nabi sulaiman pernah ditawari untuk memilih antara ilmu, harta dan kekuasaan, Nabi sulaiman memilih ilmu, nilainya dengan memilih ilmu ahirnya dia bisa mendapatkan harta dan kekuasan.
Maka ketika semangat berjihad para shohabat membara, Alloh menurunkan printah untuk berilmu.
وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ
Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang).Mengapa tiap-tiap golongan tidak mengutus beberapa orang untuk memperdalam agama lalu memberi peringatan kepada kaumnya, apabila mereka telah kembali supaya mereka itu dapat menjaga diri. (QS. At-Taubah : 122).
KEUTAMAAN ILMU.
1.Jalan menuju surga.
من سلك طريقا يلتمس فيه علما سهل الله له به طريقا إلى الجنة
Barangsiapa yang menempuh perjalanan untuk mencari ilmu maka akan Allah mudahkan baginya jalan menuju surga. (HR. Muslim)
2.Pengangkat derajat hidup manusia
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
Allah mengangkat derajat orang-orang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberikan ilmu. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kalian lakukan.
(QS. Al Mujadillah 11)
3. Sumber kebaikan dan jalan petunjuk Alloh
مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِى الدِّينِ
Barangsiapa yang Allah kehendaki baginya kebaikan maka Dia akan memahamkan baginya agama (Islam) (HR Bukhari Muslim)
4.Amal jariyah yang akan terus hidup dunia ahirat
إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثَةٍ إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
Jika seorang manusia mati maka terputuslah darinya amalnya kecuali dari tiga hal; dari sedekah jariyah atau ilmu yang diambil manfaatnya atau anak shalih yang mendoakannya. (HR. Muslim)
5.Ilmu menghidupkan hati sebagaimana hujan menghidupkan tanah.
مَثَلُ مَا بَعَثَنِى اللَّهُ بِهِ مِنَ الْهُدَى وَالْعِلْمِ كَمَثَلِ الْغَيْثِ الْكَثِيرِ أَصَابَ أَرْضًا ، فَكَانَ مِنْهَا نَقِيَّةٌ قَبِلَتِ الْمَاءَ ، فَأَنْبَتَتِ الْكَلأَ وَالْعُشْبَ الْكَثِيرَ ، وَكَانَتْ مِنْهَا أَجَادِبُ أَمْسَكَتِ الْمَاءَ ، فَنَفَعَ اللَّهُ بِهَا النَّاسَ ، فَشَرِبُوا وَسَقَوْا وَزَرَعُوا ، وَأَصَابَتْ مِنْهَا طَائِفَةً أُخْرَى ، إِنَّمَا هِىَ قِيعَانٌ لاَ تُمْسِكُ مَاءً ، وَلاَ تُنْبِتُ كَلأً ، فَذَلِكَ مَثَلُ مَنْ فَقِهَ فِى دِينِ اللَّهِ وَنَفَعَهُ مَا بَعَثَنِى اللَّهُ بِهِ ، فَعَلِمَ وَعَلَّمَ ، وَمَثَلُ مَنْ لَمْ يَرْفَعْ بِذَلِكَ رَأْسًا ، وَلَمْ يَقْبَلْ هُدَى اللَّهِ الَّذِى أُرْسِلْتُ بِهِ
Permisalan petunjuk dan ilmu yang Allah mengutusku dengannya adalah bagai ghaits (hujan yang bermanfaat) yang mengenai tanah. Maka ada tanah yang baik, yang bisa menyerap air sehingga menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan rerumputan yang banyak. Di antaranya juga ada tanah yang ajadib (tanah yang bisa menampung air, namun tidak bisa menyerap ke dalamnya), maka dengan genangan air tersebut Allah memberi manfaat untuk banyak orang, sehingga manusia dapat mengambil air minum dari tanah ini. Lalu manusia dapat memberi minum untuk hewan ternaknya, dan manusia dapat mengairi tanah pertaniannya. Jenis tanah ketiga adalah tanah qi’an (tanah yang tidak bisa menampung dan tidak bisa menyerap air). Inilah permisalan orang yang memahami agama Allah, bermanfaat baginya ajaran yang Allah mengutusku untuk membawanya. Dia mengetahui ajaran Allah dan dia mengajarkan kepada orang lain. Dan demikianlah orang yang tidak mengangkat kepalanya terhadap wahyu, dia tidak mau menerima petunjuk yang Allah mengutusku untuk membawanya. (HR.Bukhari Muslim).
6. Ilmu adalah penyelamat dari laknat Allah
إِنَّ الدُّنْيَا مَلْعُونَةٌ مَلْعُونٌ ما فيها إلا ذِكْرُ اللَّهِ وما وَالَاهُ وَعَالِمٌ أو مُتَعَلِّمٌ
Sesungguhnya dunia itu terlaknat, terlaknat segala isinya, kecuali zikir kepada Allah dan amalan amalan ketaatan, demikian pula seorang yang alim atau yang belajar. (HR.Tirmidzi)
KEUTAMAAN BELAJAR DAN MENGAJAR
Sebaik baik pemberian dan petunjuk adalah ilmu yang engkau dengar lalu pahami kemudian engkau ajarkan kepada orang lain.
Dikisahkan suatu hari Rosululloh hadir kedua majlis, pertama majlis yang sedang melakukan aktifitas ibadah. yang kedua majelis yang sedang melakukan aktifitas belajar ilmu. Lalu belia bersabda : bagi majelis pertama adalah mereka sedang memohon kepada Alloh, jika Alloh berkehendak diijabahi, jika Alloh tidak berkehendak ya tidak diijabahi.
Adapun yang kedua mereka yang sedang mengejarkan ilmu kepada manusia, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya aku diutus untuk mengajar, kemudian Rosul duduk bersama dengan jamaah ilmu.
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَمُسْلِمَةٍ
Mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki maupun muslim perempuan. (HR. Ibnul Abdil Barr)
مَنْ أَرَا دَالدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِا لْعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَالْاآخِرَةَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ
Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia maka wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa yang menghendaki kehidupan Akherat, maka wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa menghendaki keduanya maka wajib baginya memiliki ilmu. (HR. Turmudzi)
لا حَسَدَ إلاَّ في اثنَتَيْنِ رَجُلٌ آتَاه اللهُ مَالاً فسَلَّطَهُ عَلى هَلَكتِهِ في الحَقَّ ورَجُلٌ آتَاهُ اللهُ الحِكْمَةَ فَهُوَ يَقضِي بِها وَ يُعَلِمُّها
Tidak diperbolehkan iri kecuali pada dua hal; Seorang laki-laki yang Alloh karuniai harta lantas ia membelanjakannya di jalan yang benar dan seorang yang Alloh karuniai hikmah (ilmu) lantas ia beramal dengannya serta mengajarkannya.
(H.R. Bukhari & Muslim )
مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّيْنِ
Barangsiapa yang dikehendaki Allah kebaikan baginya, maka Allah akan menjadikan dia faham dalam bidang agama. (HR Bukhari dan Muslim)
تَعَلَّمُوا الْعِلْمَ فَإِنَّ تَعَلُّمَهُ لِلَّهِ خَشْيَةٌ، وَطَلَبَهُ عِبَادَةٌ، وَمدَارَسَتَهُ تَسْبِيحٌ، وَالْبَحْثُ عَنْهُ جِهَادٌ، وَتَعْلِيمَهُ لِمَنْ لاَ يَعْلَمُهُ صَدَقَةٌ، وَبَذْلَهُ لأَهْلِهِ قُرْبةٌ، وَهُوَ الأَنِيْسُ فِي الوَحْدَةِ، وَالصَّاحِبُ فِي الخَلْوَةِ
Tuntutlah ilmu, sesungguhnya menuntutnya kerana Allah adalah satu bentuk ketakwaan, mencarinya adalah ibadah, mengulangkajinya adalah tasbih, mengkajinya adalah jihad, mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahuinya adalah sedekah, menyampaikannya kepada ahlinya adalah mendekatkan diri kepada Allah. Dia adalah teman kala keseorangan dan sahabat ketika bersendirian.”